Laporan Praktikum Biologi Umum "Respirasi Pada Makhluk Hidup"
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
RESPIRASI
PADA MAHLUK HIDUP
Disusun
oleh:
Dina
Rosdiana Fitri
2282180003
PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS
PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2018
RESPIRASI PADA MAHLUK
HIDUP
A. Tujuan
1. membuktikan
bahwa respirasi memerlukan oksigen.
2. membuktikan
bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida.
B. Landasan Teori
Respirasi adalah proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida. Udara masuk kedalam paru melalui inspirasi dan
dikeluarkan melalui ekspirasi. Otot yang membantu proses respirasi adalah
diafragma dan intercostal eksternal dan internal. Selama inspirasi kontraksi
diafragma kea rah bawah meningkatkan volume rongga thoraks, menyebabkan udara
masuk ke dalam paru dengan cepat. Otot interkostalis eksternal membantu proses
inspirasi dengan cara menggerakan tulang iga ke atas. Selama ekspirasi,
diafragma mengalami relaksasi bergerak menuju atau melawan paru, mengurangi
volume rongga thoraks dan hal ini memaksa udara keluar dari paru. Secara bersamaan,
interkostalis menurunkan tulang iga, membantu ekspirasi. (Lyrawati, 2012)
Respirasi pada tumbuhan pada
dasarnya sama dengan hewan. Namun ada juga kekhasannya. Proses respirasi pada
dasarnya adalah proses pembongkaran zat makanan sumber energy (umumya glukosa)
untuk memperoleh energy kimia berupa ATP. Namun demikian, zat bersumber energy
tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih dalam bentuk cadngan
makanan. Yaitu berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat tersebut harus
terlebih dahulu dibongkar secara hidrolitik. Demikian pula, bisa zat cadangan
makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein. (Suyitno,
2006)
Mekanisme pernapasan pada serangga
misanya belalang, adalah sebagai berikut. Jika otot perut belalang berkontraksi
maka trakea memipih sehingga udara kaya karbondioksida keluar. Sebaliknya, jika
otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga
tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tekanan diluar sebagai
akibatnya udara diluar yang kaya oksigen untuk trakea. System trakea berfungsi
mengangkut karbondioksida hasil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sebaliknya, mengangkut oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Dengan
demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan
untuk mengangkut gas pernapasan.(Yudiarti, 2004)
C. Alat dan Bahan
A.
untuk membuktikan bahwa respirasi memerlukan oksigen
Ø Alat
-
Botol selai 2 buah
-
Sedotan limun 2 buah
-
Pipet tetes 1 buah
Ø Bahan
-
Plastisin secukupnya
-
Kapur sirih secukupnya
-
Air pewarna
-
Jangkrik 2-4 ekor
-
Vaselin secukupnya
-
Kapas secukupnya
B.
untuk membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida
Ø Alat
-
Botol selai 3 buah
-
Sedotan limun 6 buah
-
Kertas saring
-
Corong
Ø Bahan
-
Kapur sirih
-
Air mineral
-
Plastisin
-
Label
D. Metode Kerja
A.
untuk membuktikan bahwa respirasi memerlukan oksigen
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Dimasukan
sedikit kapur sirih ke dalam dasar botol, selanjutnya dimasukan kapas
secukupnya
3. Dimasukan
jangkrik ke dalam botol yang telah berisi alas kapas pada langka (2)
4. Dilapisi
bagian dekat pangkal sedotan air kemasan dengan segumpal plastisin. Kira-kira
dapat menutup mulut botol. Selanjutnya masukan pangkal sedotan air kemasan yang
dilapisi gumpalan plastisin tersebut hingga plastisin menutup mulut botol.
5. Dirapikan
plastisin pada mulut botol sehingga mulut botol tertutup dengan rapat dan rapi
6. Dioleskan
dengan vaselin celah yang terjadi diantara plastisin dengan sedotan limun agar
tidak terjadi kebocoran udara yang dapat menghambat jalannya percobaan.
7. Respirometer
buatan ini selanjutnya diberi label A dengan spidol, kemudian letakan secara
horizontal
8. Lakukan
langkah 1-7 hanya tanpa menggunakan mahlk hidup dan diberi label B
9. Didalam
waktu yang hampir bersamaan, dengan menggunakan pipet tetes, tetesi bagian
ujung sedotan pada setiap respirometer dengan air pewarna
10. Dituliskan
hasil pengamatan pada table
B.
membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida
1. Membuat
air kapur sirih
2. Dituangkan
air kapur sirih jernih kebotol selai dengan hati-hati agar endapan kapur tidak
ikut
3. Dipasang
perangkat percobaan lainnya yaitu sedotan limun dan plastisin
4. Dihisap
udara dari botol A melalui sedotan (1) gunakan untuk bernafas, selanjutnya
dihembuskan nafas anda pada botol B melalui sedotan limun(1)
5. Diperlakukan
langkah (4) berkali-kalii hingga air kapur di botol B menjadi keruh
6. Diamati
perubahan air kapur pada botol A, B dan C
7. Ditulis
hasil pengamatan pada table
E. Hasil pengamatan
A.
untuk membuktikan bahwa respirasi memerlukan oksigen
Respirometer
|
Keadaan air
berwarna pada 5 menit
|
||||
Pertama
|
Kedua
|
Ketiga
|
Keempat
|
Kelima
|
|
A
|
Tidak Bergerak
|
Bergerak
|
Bergerak
|
Bergerak
|
Bergerak
|
B
|
Tidak Bergerak
|
Tidak Bergerak
|
Tidak Bergerak
|
Tidak Bergerak
|
Tidak Bergerak
|
B.
untuk membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida
Botol percobaan
|
Kondisi mula-mula
|
Kondisi akhir percobaan
|
A
|
Jernih
|
Jernih
|
B
|
Jernih
|
Keruh
|
C
|
Jernih
|
Jernih
|
F. pembahasan
Berdasarkan pengamatan diperoleh
pada pembuktian respirasi memerlukan oksigen, yaitu dengan menggunakan kapur
sirih didalam respirometer berguna untuk mengikat karbondioksida agar tekanan
dalam respirometer menurun. Dan selain menggunakan kapur sirih, praktikan juga
memakai air pewarna, yang berguna sebagai tanda bahwa serangga dala
respirometer memerlukan udara. Yang dimana, pada 5 menit pertama respirometer A
air berwarna tidak bergerak dan pada 10 menit percobaan kedua sampai kelima air
berwarna bergerak. Sedangkan pada repirometer B, air berwarna tidak bergerak
dari percobaan pertama sampai kelima. Yang membuktikan didalam respirometer
tidak adanya kehidupan yang sehingga tidak memerlukan oksigen.
Berdasarkan pengamatan kedua,
pembuktian respirasi menghasilkan karbondioksida yaitu dengan melakukan
penghisapan udara dari botol A melalui sedotan limun (1) dan dihembuskan pada
botol B melalui sedotan (1) selama berkali-kali. Jika air didalam wadah B keruh
bertanda adanya karbondioksida dan respirasi menghasilkan karbondioksida selain
memerlukan oksigen. Dan air kapur pada botol B yang mengalami air paling keruh.
Mengapa demikian? Karena terbukti respirasi menghasilkan karbondioksida.
Pertanyaan:
1. apa guna kapur
sirih dalam percobaan respirasi memerlukan oksigen?
Karena kapur sirih
berguna sebagai pengikat karbondioksida agar tekanan dalam respirometer
menurun.
2. apa yang
terjadi pada pergerakan tetesan pewarna pada alat respirometer A dan B? mengapa
hal itu terjadi? Jelaskan!
Pada saat tetesan
pewarna ditaruh pada respirometer A dan B, agar membuktikan bahwa adanya
respirasi atau tidak adanya respirasi. Dan bila terjadi pergerakan pada tetesan
tersebut menunjukan bahwa dalam respirometer A mengalami adanya respirasi. Bila
label B tidak terjadi pergerakan pada tetesan tersebut maka membuktikan bahwa
tidak adanya kehidupan yang terjadi didalamnya.
3. pada akhir
percobaan respirasi menghasilkan karbondioksida air kapur pada botol manakah
yang paling keruh? Mengapa demikian?
Yang paling keruh
adalah pada label B, karena pada saat dihembuskan ke label botol B berkali-kali
dan menghasilkan air keruh pada label B maka terbukti respirasi menghasilkan
kaarbondioksida.
G.
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, praktikan
menyimpulkan yaitu respirasi memerlukan ksigen dengan pembuktian dari tetesan
air pewarna dimulut sedotan yang perlahan-lahan bergerak. Dan juga respirasi
menghasilkan karbondioksida dengan pembuktian dari menghidap udara dari botol A
lalu dihembuskan ke botol B berkali-kali yang menjadi keruh.
H. Saran
Untuk praktikum selanjutnya lebih
diutamakan kembali dalam peralatan laboratorium kelengkapannya dan agar
praktikum berjalan dengan baik. Dan juga diharapkan kepada asisten agar dapat
meningkatkan bimbingannya sehingga praktikan data melakukan pengamatan dengan
baik dan benar.
I. daftar isi
Berlian, liska.
2018. Penuntun praktikum Biologi Umum. Serang: Untirta.
Campbell. 2008.
Biologi Edisi kedelapan jilid 1(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Lyrawati, Diana.
2012. System pernapasan: assessment, patofisiologi dan Terapi Gangguan pernapasan. Malang:
PSF-FK Universitas Brawijaya.
Suyitno. 2006. Respirasi
pada tumbuhan. Yogyakarta: jurusan Biologi FMIPA ITB.
Yudiarti, Turrini.
2004. Buku ajar Biologi. Semarang: Fakultas Peternakan Universitas Diponogoro.
Comments
Post a Comment